Monday, February 28, 2022

Inspirasi Dari Winter Sport Bernama Figure Skating

 Yang kaos putih di tengah itu figure skater kesayangan gw Nathan Chen
Sumber foto: Wikimedia Commons


Belakangan ini, figure skating kembali menyita perhatian gw setelah atlet figure skating favorit gw bernama Nathan Chen memenangkan medali emas di Beijing Winter Olympic 2022. Dalam sekejap, timeline gw isinya update dari Nathan Chen, cuap-cuap soal figure skating, ngomentarin kontroversi dopingnya Kamila Valieva lah, dan macem-macem kehebohan figure skating lain yang bikin gw semangat. Seru banget memang jadi fans olahraga musim dingin yang satu ini. 

Nggak hanya karena atlet-atletnya yang keren, atau karena penampilan mempesona layaknya balerina tapi bisa lompat-lompat dengan atletis di atas es, atau gimana mereka bisa melaju di atas es dengan sepatu skate mereka seolah mereka naik motor atau jadi Aang si pengendali angin. Seseru itu memang. Namun, ada banyak hal dan insight yang gw dapat dari  figure skating. 

Sebelumnya, kenalan dulu yuk apaan sih olahraga bernama figure skating ini!

Dikutip dari Wikipedia, figure skating merupakan cabang olahraga musim dingin yang sudah memiliki sejarah yang cukup panjang, bahkan sebelum Perang Dunia II lhi. Keren kan, udah tua banget. Olahraga ini tepatnya dipopulerkan oleh seorang berkebangsaan Inggris bernama Robert Jones pada tahun 1700-an.  Sempat direvamp gitu deh oleh seorang atlet figure skater Amerika Serikat bernama Jackson Haines, dengan beberapa improvement. Olahraga ini ditampilkan di atas ice rink menggunakan sepatu skate terdiri dari boots dan blades. 

Seperti beberapa olahraga populer lainnya, figure skating juga punya sistem tersendiri. Ada tiga cabang dalam figure skating: individual, pasangan, dan grup. Secara spesifik lagi ada kategori men, women, ice dance, pair skate, dan team. Untuk saat ini gw mau menjelaskan yang individual, karena kategori lain punya ketentuan masing-masing dan gw ngga ikutin semua. 

Dalam figure skating individual khususnya ada elemen-elemen  teknis seperti jumping, step sequence, ada juga elemen artistrynya. Teknik jumpingnya sendiri ada 6 dengan eksekusi yang berbeda-beda, namanya axel, lutz, flip, salchow, toe loop, dan loop. 

Figure skating nggak hanya dilombakan di Winter Olympic tapi dia juga ada berbagai kompetisi lain baik nasional atau level internasional yang diadakan oleh International Skating Union atau ISU sebagai federasi skating. Sama juga dengan sepak bola, figure skating pun punya legendnya masing-masing yang kerap kali menginspirasi orang untuk mengikuti jejak mereka. Beberapa nama figure skater terkenal di antaranya tentunya ada favorit gw Yuna Kim, Michelle Kwan, Evgeni Plushenko, Dick Burton, Mao Asada, Daisuke Takahashi, Alexei Yagudin, Scott Hamilton, Tonya Harding, Kristin Kawaguchi, dan banyak lagi lainnya, Terbaru ada dua GOAT muda yang masih aktif bersaing (sengit, fansnya maksudnya wkwk), yakni Yuzuru Hanyu dan tentunya the recent Olympic Gold Medalist (OGM) di Beijing kemarin, Nathan Chen (alias ultimat bias gw wkwk).

Figure skating memang menawarkan serunya mengikuti berbagai kompetisi, dan juga tentunya atlet-atlet menawan dengan program-program menarik mereka yang memadukan keatletisan dan gerakan-gerakan seni kayak nari gitu deh (tergantung jenis musiknya juga, bisa kayak balet atau bahkan kpop dance). 

Sambil tadi bersih-bersih rumah, gw kepikiran apa aja sih hal-hal menarik yang gw pelajari dari olahraga satu ini dan bisa gw kaitkan dengan kehidupan. 

Beban berat tidak membuatmu lemah, tapi justru membuatmu semakin kuat

Sering kali kita mengeluh ketika mendapatkan beban yang lebih, atau ketika apa yang kita kerjakan makins ulit. Kita kadang punya ketakutan bahwa kita akan jadi lemah gara-gara hal itu karena kan capek ya ngepel seharian, misalnya. Tapi seperti halnya figure skater yang secara bertahap menaikkan level kesulitan dalam teknik mereka. Misalnya, awalnya figure skater itu cuma lompat dengan revolusi putaran sebanyak 3 kali (yang dikenal dengan tripple jumps). Kemudian dia akan mencoba quadrupple jump alias quad jump yang tentu latihannya lebih keras, lompatnya pun lebih susah. Setelah mencoba hal tersebut, lama-lama mereka akan terbiasa. Tanpa disadari, mereka telah menjadi figure skater yang lebih kuat dan terlatih dari sebelumnya (tentu kalo teknik dan latihannya benar). Mungkin kehidupan kita juga begitu. Dulu sebelum pandemi, tiap pulang kantor gw biasanya naik gojek. Tapi suatu ketika, gw memutuskan mencoba jalan dari Kampus UI Salemba ke Stasiun Cikini. Jaraknya ada kali 1 meter lebih. Awalnya berat, apalagi sambil pake tas berisi laptop. Lama-lama, jalan 1 meter jadi ngga berasa, malah waktunya jadi lebih cepat. Jadi, begitulah, kita akan jadi lebih kuat ketika kita mengambil amanah lebih atau mengerjakan sesuatu yang sulit. 

Balance otak kanan dan kiri itu penting

Entah sih ini penting banget atau nggak, tapi kayaknya penting deh hihi. Dulu mungkin ada orang-orang yang terlalu hitam-putih dalam melihat penggunaan kedua otak ini. Mungkin itu sebabnya ada pembagian kelas IPA dan IPS saat kita sekolah eheheh (ngarang lu dev). Tapi ya kadang sih kadang, dominan penggunaan belahan otak ini memang jadi excuse. Misalnya, menurut kita matematika ngga penting karena kita anaknya otak kanan banget yang lebih condong ke arah-arah kreatif. Atau kita tuh anaknya data banget, jadi males banget deh sama yang sifatnya abstrak atau terlalu nyeni. 

Tapi, dalam figure skating nih misalnya, keseimbangan spesialisasi dua belahan otak itu penting. Teknik penting, begitu juga sisi artistry. Gimana juga, figure skating isinya ngga cuma lompat-lompat doang, tapi ada koreografi yang harus sesuai musik, kostum yang menarik dan menunjang penampilan layaknya musisi yang harus tampil di panggung, dan juga interpretasi dari musik itu sendiri baik dari gerakan tubuh atau ekspresi wajah. Jadi memang olahraga ini seperti rasa pertunjukan seni. Meski, patutu diingat, gimana juga figure skating adalah olahraga, jadi jangan heran kalo elemen teknisnya seperti jumlah lompatan, tingkat kesulitan lompatan, dan eksekusi lompatan tetap jauh lebih penting hehehe (ahem ahem). 

Pupuk passionmu dengan disiplin, serta miliki goal spesifik

Pasti sering dengar kata-kata, kerjakan apa yang menjadi passion-mu atau jadilah apa yang sesuai dengan potensimu. Meski hal ini juga kerap menggunakan perdebatan (karena ngga semua percaya dengan bakat atau passion), andaikan kamu percaya dengan bakat, minat, atau sangat bergantung dengan passion, tetap miliki disiplin. 

Para figure skater itu juga pastinya passionate dengan apa yang olahraga yang mereka tekuni. Namun, suka aja nggak cukup. Bahkan cinta itu sendiri kan membutuhkan "kata kerja" alias itndakan konkret. Disiplin adalah salah satu cara untuk menjaga agar api dari passion kamu itu tidak padam. Meski kadang memang menyebalkan. Kita kan ngga selalu menyukai apa yang jadi passion kita mungkin hehe. Tapi disiplin yang membuat para atlet figure skater itu bisa meraih prestasi mereka. Nathan Chen misalnya nih, meski dia sibuk kuliah di Yale University, dia tetap mengusahakan untuk latihan meski harus dengan Face Time karena pelatihnya ada nun jauh di California. Bahkan, Nathan yang belom lama menang dan pulang dari Beijing sibuk interview sana-sini, balik ke California langsung mampir ke ice rink buat pemanasan. Ckckck ngga ada istirahatnya. Tapi disiplin tetep harus memperhatikan kesehatan fisik dan mental ya hihi, Nathan juga percaya gitu kok. 

Yang gw juga perhatikan, dari para atlet figure skater terkenal seperti Yuna Kim, Yuzuru Hanyu, dan Nathan Chen, mereka semua memiliki goal dan bahkan bisa sangat spesifik. Misalnya untuk Yuna Kim, goal dia dalam figure skating adalah untuk meraih Olympic Gold Medal di Olympiade Winter tahun 2010. Sedangkan Yuzuru Hanyu setahu gw kemarin ke Olympic di Beijing dengan mindset untuk bisa landing quadrupple axel yang super sulit tingkat dewa itu. Nathan Chen sendiri setau gw goalnya ya untuk meraih medali emas di Beijing, dan tentunya dia berhasil meraihnya alhamdulillah hehe. 

Nah kalo kita apa nih goal spesifik dalam hidup kita? Misalnya nih kalo gw pikir-pikir lagi, gw pengen bisa nulis, mungkin goal spesifik gw adalah untuk bisa membuat website yang punya engagement dengan komunitas tertentu, membawa manfaat untuk diri gw di dunia dan akhirat kelak dengan konten-konten edukatif bermanfaat, serta  bisa gw monetisasi hehe. Motivasi yang spesifik juga bisa membantu untuk menjaga semangat dalam hidup, khususnya terkait passion atau impian yang tengah kita jalani.

Nah gimana manteman apakah ada hal-hal yang bisa relate dengan manteman dari berbagai insight ini? Mudah-mudahan kita semua bisa terinspirasi semangat, disiplin, dan keberanian memiliki impian besar seperti para atlet figure skater ya. Semoga tulisan ini bermanfaat buat manteman yang membaca, dan siapa tau jadi fans figure skating juga  kayak gw (khususnya Nathan Chen dan Yuna Kim ahem).


Monday, May 3, 2021

BPNRamadan2021: Benda-Benda Ini Wajib Banget Dibawa, Terutama Pada Masa Pandemi (Day 9)

                                                         Gambar diambil dari situs pexels


Pandemi membuat banyak hal berubah dalam hidup, Nggak hanya gimana caramu berpergian, makan, atau berkomunikasi, tapi juga mengatur benda-benda apa yang ada di dalam tasmu. Kalau dulu mungkin orang-orang ngga terlalu peduli untuk membawa hand sanitizer, benda itu sekarang udah jadi benda yang normal ada di dalam tas kita. Bahkan ada juga yang bawa sabun atau disinfektan mini. Nah, kira-kira barang apa aja sih yang biasanya saya bawa, dan sebaiknya saya bawa,jika bepergian terutama di tengah masa pandemi.

Dompet dan Handphone Tentunya

Benda ini tentunya ngga bisa banget deh ngga dibawa. Bakal repot luar biasa kalo salah satunya aja ketinggalan. Karena ke luar rumah pastinya penting banget bawa uang atau ATM buat transaksi kalau harus belanja, bayar transportasi, atau ketika makan. Handphone juga penting banget pastinya, nanti ngga bisa pesan GoJek atau Grab kalo sampe ditinggal.

Laptop, Benda Wajib Para Buruh Tulis dan Pekerja Dunia Digital

Untuk generasi milenial, sepertinya laptop udah jadi barang yang mungkin bisa sama pentingnya dengan ponsel. Seenggaknya buat saya. Kayaknya saya hampir selalu bawa laptop kemana pun saya pergi. Mungkin karena memang kerjaan saya sebagai communication officer slash setengah PR hampir selalu menuntut saya untuk mengetik di laptop, entah itu untuk menulis press release, bikin konten medsos, atau membuat perencanaan dari pekerjaan. Ke depannya, saya pun kepengen untuk tetap setia membawa laptop karena saya memang ingin menekuni dunia blogging dengan lebih serius. Jadi, laptop bisa dibilang benda yang wajib dibawa. 

Bawa Selalu Hand Sanitizermu

Tentunya, benda yang satu ini sangat penting di tengah situasi pandemi karena kita harus berusaha untuk selalu menjaga kebersihan tangan saat berada di luar rumah. Jika dulu hand sanitizer sempat jadi barang langka, sekarang alhamdulillahnya mudah ditemukan di mini market manapun. Meski keberadaannya tak lagi langka, kelupaan bawa benda yang satu ini termasuk cukup menyebalkan. juga sih. Rasanya sama bikin mencelos hati seperti ketika ketinggalan tapcash

Jangan lupa Masker Cadangan

Tadinya, saya terbiasa menggunakan satu masker saja. Namun, ternyata itu ngga baik dan tidak higienis hehe. Karena, ketika menggunakan masker berjam-jam, kita mengumpulkan CO2, belum lagi jadi bau dan lepek kena keringat hehe. Jadi, mulai saat ini, saya akan berusaha secara rutin mengganti masker yang saya pakai. 

Tetap Jaga Solat dengan Bawa Mukena dan Sajadah Mungil

Bawa mukena dan sajadah sendiri juga termasuk penting sebagai upaya melindungi diri dari ancaman virus tak diinginkan, dan tentunya tetap berusaha menjalankan kewajiban seorang muslim. Karena mukena di mushola dan masjid juga pastinya biasa digunakan banyak orang, jadi lebih aman memang  bawa sendiri. Rasanya saya juga jarang lihat mushola atau masjid terutama di tempat umum seperti mall yang menyediakan mukena dan sajadah. Jadi, memang lebih baik bawa sendiri biar lebih praktis juga, ngga usah harus ngantri. 

Parfum, BB Cream, Lipstcik, dan Cermin Kecil Supaya Stay On Point

Sebagai anak yang agak tidak terlalu betah menggunakan banyak make up, biasanya saya cuma bawa hal-hal yang penting aja supaya tampilan tetap terjaga dan on point. Salah satunya BB Cream dan lipstick. Dua benda ini yang memang krusial dalam membuat tampilan kita lebih cantik, wow, dan tidak lepek. Parfum juga bisa menjaga rasa percaya diri ketika harus beraktivitas seharian, menghindarkan diri dari bau keringat menyengat. Cermin kecil melengkapi persenjataan supaya kalo lagi touch up ngga bingung harus ngaca di mana hehe.

Pastikan Baterai Gadgetmu Aman

Tiap pergi, terutama dalam waktu yang lama, saya pasti akan mencoba menyiapkan power bank yang terisi penuh agar aktivitas di luar jadi lancar. Karena sekarang kehidupan kita sangat dekat dengan ponsel, pasti nggak mau kan ponselmu mati di tengah perjalanan dan bikin kesulitan untuk order GoJek atau Grab. Apalagi saya juga kerja mengelola medsos. Koordinasi pekerjaan pun aktif dilakukan via Whatsapp. Jadi, keamanan baterai ponsel harus sangat dijaga.

Bawa Tumbler, Langkah Kecil Minimalisir Dampak Perubahan Iklim

Ini masih belum terlalu konsisten sih. Namun, sebisa mungkin saya mengusahakan menggunakan Tumbler ketika harus keluar rumah. Meski ujung-ujungnya tetep beli minuman kemasan di luar sih atau pesan minuman lagi di tempat makan yang dikunjungi. Tapi, setidaknya keberadaan Tumbler ini bisa sedikit mengurangi sampah botol, dan tentunya lebih terjaga kebersihannya. 

Isi Waktu dengan Kegiatan Bermanfaat, Bawa Serta Buku Dalam Perjalanan

Beberapa kali, ketika pergi saya mencoba untuk menyelipkan juga buku bacaan. Apapun, entah yang sedang saya baca atau yang menarik untuk dinikmati dalam perjalanan atau saat harus menunggu sesuatu atau seseorang. Meski ini juga belum rutin saya lakukan sih. Namun, perjalanan atau saat-saat menunggu jadi ngga kerasa ketika kamu ditemani buku bacaan yang bagus. Di KRL atau busway yang sepi juga cukup nyaman kok untuk membaca, tentu dengan catatan ketika kereta tidak terlalu ramai dan kita dapet tempat duduk. Kalau kamu merasa tidak punya banyak waktu untuk membaca buku, bisa memanfaatkan waktu dalam perjalanan atau menunggumu dengan membaca. Dijamin antibosan.

Itu sih beberapa benda yang kurang lebihnya biasa saya bawa, apalagi setelah masa pandemi ya. Nah bagaimana dengan manteman? Apakah manteman punya barang-barang bawaan yang sama dengan saya atau mungkin ada benda lainnya yang ngga bisa banget kamu tinggalkan? 

Sunday, May 2, 2021

BNPRamadan2021: Cerita Tentang Perjalanan 5 Kota dan Kenangannya



Traveling adalah satu kata yang terdengar indah di telinga saya. Traveling itu seperti membawa feeling "freedom" "adventurous" "exploration". Setiap saya mendengar kata traveling, ingin rasanya membayangkan diri saya tengah menjelajah jalanan cantik di sebuah kota di Italia, atau menikmati kesibukan kota besar seperti New York. 

Ya, itu semua masih sebatas angan-angan saja aja. Ketika mendengar kata traveling, yang jelas saya bayangkan adalah perjalanan yang mungkin saya bisa lakukan pada masa yang akan datang. Namun, tema entry #BPNRamadan2021 kali ini adalah "5 Tempat Wisata Favorit". Jadi mari kita bercerita perjalanan yang udah pernah dilakukan. Meski mejujurnya, saya masih belum banyak melakukan traveling, namun saya akan coba share tempat-tempat favorit saya di dunia ini, sejauh yang sudah pernah saya kunjungi.

1. Kota Bogor

Bogor akan selalu masuk daftar kota favorit di Indonesia. Mungkin karena belum terlalu banyak juga kota lainnya yang saya kunjungi. Tapi buat saya, Bogor tuh selalu membawa suasana yang berbeda. Bogor itu kota yang ideal menurut saya. Dekat dengan ibukota, tinggal naik KRL. Namun, menepi dari padatnya Jakarta dan Depok, dan punya suasana Sunda yang cukup kental dibanding Depok. Jadi, Bogor itu tempat yang pas buat melakukan liburan singkat. Kalo lagi penat, bisa melipir sejenak. Cukup makan waktu 1 jam dari Depok, dan kamu sudah bisa menikmati kota Bogor yang adem dan cukup sejuk. Apalagi di Bogor banyak wisata kuliner yang bisa dikunjungi. Ada soto kuning, ada toge goreng, dan berbagai kuliner legendaris lain. Termasuk, tempat-tempat makan kekinian yang juga menjamur di Bogor. Pokoknya, Bogor selalu worth it buat dikunjungi. 

2. Jogjakarta

Kota ini juga termasuk kota yang akan selalu menarik buat saya, entah berapa kalipun saya mengunjunginya. Sebagai keturunan Purworejo, keluarga besar saya dari pihak ibu biasanya akan selalu menyempatkan ke Jogja tiap kami sedang mudik ke rumah budhe saya. Dan bagi saya, selalu ada yang melankolis, romantis, adem, dan ngangenin dari kota ini. Bangunannya, jalanannya, keramaian Malioboro dan sekitarnya, sekotak bakpia kukus tugu yang lembut. Oh, dan Tempo Gelato yang belum sempat saya kunjungi. Bagi saya, Jogja termasuk kota terbaik yang pernah saya kunjungi dan ingin saya kunjungi lagi berkali-kali. Rasanya, pasti ada banyak sudut kota Jogja yang belum saya kunjungi. Semoga bisa mampir lagi ke sana, segera aamiin.

3. Kuala Lumpur

Kota ini adalah kota pertama di luar negeri yang saja jejaki. Saya ngga akan pernah lupa kesan yang saya dapatkan saat pertama kali keluar dari Air Asia dan menapaki kaki di KLIA. Ada wangi khas, yang sekarang udah saya ngga ingat tentunya, yang sangat menyenangkan. Wangi yang ngga pernah saya temui di Indonesia wkwk. Pertama saya menciumnya di Air Asia dalam perjalanan menuju KL. Dan saya menciumnya lagi saat tiba di KLIA. Saya pikir waktu itu wangi tersebut wangi khas orang Malaysia yang mungkin muncul dari pengharum pakaian yang banyak dipakai orang sana. Tapi bisa jadi itu cuma wangi khas KLIA aja hahaha. Jakarta dan KL menurut saya hampir 11-12, malah kadang Jakarta seperti lebih dipadati bangunan dan gedung-gedung pencakar langit, dari yang saya pernah ingat (dan saya ke sana tahun 2015 ya harap dicatat wkwk). Tapi, KL jelas lebih vibrant dalam hal banyak orang asing yang berseliweran di jalanan KL. Apalagi, di sana ngga hanya orang Melayu yang menjadi mayoritas, tapi ada orang Tiongkok dan India yang juga ngga kalah mendominasi. Terasa lebih melting pot aja karena perpaduan budaya yang cukup berbeda dan terpampang nyata. Kalo ada kesempatan, saya ingin balik ke Malaysia dan mungkin mampir sejenak di KL pastinya (apalagi kalo saya menggunakan KLIA). Meski sebenernya, saya lebih tertarik berkunjung ke daerah lain sepeti Penang atau Melaka sih hehe.

4. Lombok

Ini adalah perjalanan lokal pertama saya selain di pulau Jawa. Selama ini, saya hanya pernah mengunjungi pulau Jawa. Saat pesawat saya meninggalkan pulau Jawa tuh ada rasa takjub juga, termasuk ketika ia melintasi pulau Bali (yang bahkan belum pernah saya kunjungi huhu). Salah satu yang saya suka banget dari perjalanan ini sebenernya adalah tempat penginapan saya selama di Lombok. Namanya penginapannya Svarga Resort Hotel. Dia tuh cantik banget, ada nuansa alamnya gitu. Terus liftnya juga lucu karena cuma ada pijakan aja, ngga ada temboknya gitu gaes. Kemudian, yang saya suka juga dari perjalanan Lombok ini tentunya berkunjung ke Sembalun Bumbung sekaligus nengok desa yang mendapat bantuan dari ILUNI UI saat gempa Lombok pada 2018. Lalu pemandangan pantai Mandalika  yang cantik dan pantai kuta juga sambil makan seafood di pinggir pantai. Belum lagi selama perjalanan di Sembalun, saya dan manteman officer ILUNI UI kala itu juga mengisi waktu sambil memainkan games yang menarik banget dan bikin cair suasana. Makanan sepanjang perjalanan juga enak dan kenyang. Wah, seneng banget. Yang terpenting, semua biaya perjalanan ditanggung ILUNI UI waktu itu hihi. Makasih ILUNI UI! (Kapan lagi nih, eh, wkwkwk).


5. Pulau Bira, Kepulauan Seribu

Perjalanan ini salah satu perjalanan rasa nano-nano. Sebagai orang yang mengaku suka traveling dan kepengen lebih banyak traveling, sesungguhnya saya punya banyak ketakutan dan kecemasan selama perjalanan, terutama udara dan laut. Nah, inilah pengalaman pertama saya naik kapal motor dan berkunjung ke sebuah pulau di Kepulauan Seribu. Namanya Pulau Bira. Pulau ini letaknya beberapa pulau setelah pulau yang kala itu lebih dikenal seperti pulau Bidadari. Waktu itu, perjalanan ini merupakan program Campreneur Kampus Umar Usman, jadi saya ya setengah kerja juga. Selama perjalanan pergi sih cukup lancar, paling sempet tiba-tiba berhenti dan bikin panik huhu. Namun alhamdulillah kami semua sampai dengan selamat. Hal-hal yang seru tapi menegangkan selama di sana adalah ketika saya menyeret kaki saya yang gemetar ketakutan untuk ikutan nyobain banana boat. Belum lagi nyobain menyelam meski saya ngga jago berenang, dah gitu waktu itu Mr. Go (atasan saya waktu itu) ngagetin saya dengan ngejorokin saya dari perahu pula wkwkw. Bener-bener perjalanan nano-nano! Dipikir-pikir berani juga waktu itu nyobain olahraga air ya, kalo sekarang mikir dua tiga kali kayaknya sih hahaha. Tapi perjalanan ini juga jadi perjalanan yang jika diingat-ingat ya menyenangkan juga. Kami mencicipi makan ikan laut segar yang dibakar lalu dimakan ramai-ramai. Seru! Belum lagi merasakan tidur di tepi pantai beralaskan tenda kemah. Wow kapan lagi kan. Pulangnya pun jadi perjalanan yang sensasional karena ombaknya yang gede banget, bikin mual dan banyak berdoa wkwkw. 

Foto kenangan memacu adrenaline di Pulau Bira tahun 2015

Yah itulah pengalaman perjalanan yang bisa saya ingat. Kata traveling masih jadi kata yang dreamy banget dan bikin pengen berdoa dan bekerja lebih keras supaya saya bisa menambah pengalaman mengunjungi berbagai tempat menarik, indah, dan eksotis. Ehm, tapi rasanya saya bakal jauh-jauh dari perjalanan yang terlalu memacu adrenaline

Bagaimana dengan manteman? Di mana tempat wisata favoritmu dan apa saja momen traveling yang membekas dalam kenangan manteman?

Friday, April 30, 2021

BPNRamadan2021: 3 Targetku di Tahun 2021 (Day 7)



Saya punya sebuah styrofoam berwarna kuning dengan hiasan berbagai gambar nempel di dinding kamar. Di papan berwarna kuning UI itu terpajang bermacam gambar, mulai dari Ka'bah, Alquran, orang lagi ngetik di laptopnya, patung Liberty, tumpukan buku dan secangkir kopi. Bahkan ada gambar brokoli segala (maksudnya biar jadi pengingat buat makan sayur lebih banyak, selain saya juga emang cinta brokoli sih). Pada papan manis itu, nggak hanya terpajang kumpulan gambar, tapi ada juga macem-macem sticky notes warna-warni terpampang manis di sisi bawah dan kanannya. Keberadaan papan kuning (kita menyebutnya papan kuning aja kali ya atau papan impian?) sudah ada sejak pertengahan atau akhir tahun lalu ya, saya lupa.

Keberadaan papan impian itu awalnya untuk menaruh berbagai to do list yang harus saya lakukan setiap hari. Dan sekarang, well, masih ada to do listnya sih tapi hanya hal-hal urgent yang harus dikerjakan. Dan ada juga sticky notes random lainnya. Sebenarnya, maksud dan tujuan ada berbagai gambar itu juga untuk menjadi pengingat bahwa inilah hal-hal yang ingin saya lakukan dan merupakan impian-impian saya. 

Nah, selain berwujud gambar,  di tahun ini saya mulai menerjemahkannya menjadi tulisan. Pas banget dengan judul entry blog hari ini yaitu Target yang Ingin Dicapai di 2021.

Saya menulisnya selepas dari momentum tahun baru (yang mana biasanya orang-orang jadikan waktu yang tepat untuk menulis resolusi diri). Ada tiga target yang ingin saya capai di tahun ini.

1. Menikah

Ini adalah target yang pertama saya pikirkan. Jika bicara umur, tentu umur saya sudah cukup untuk memiliki keluarga baru sendiri. Yang saya pelajari, mungkin menikah ngga selalu berpatokan pada umur, tapi lebih tepatnya kesiapan. Jika di umur 20-an mungkin menurut Allah belum waktu yang tepat bagi saya untuk menikah, semoga di umur 30 awal ini, Allah sudah melihat kepantasan saya. Kalau dibilang siap? Well, pasti banyak hal yang masih belum saya pelajari sih meski baca-baca buku soal pernikahan dan nonton video kajian pernikahan udah dari jaman kapan entah wkwkw. Tapi kan kesiapan pernikahan mah ada banyak yah. Kesiapan emosional, mental, finansial, dll. 

Saya berharap dan berdoa, semoga di tahun 2021 ini Allah mengizinkan saya membangun keluarga. Saya udah kepengen punya partner dalam menghadapi ujian kehidupan dan belajar untuk kehidupan dunia akhirat yang lebih baik nih ya Allah aamiin.


2. Penghasilan di atas enam juta.

Yep ini juga masuk ke dalam target hidup saya wkwkw. Makin banyak bund tagihan yang harus dibayar, wkwkwk. Dulu, saya bukan tipe yang terlalu ambisius sama gaji yang ingin saya terima. Namun, semakin saya mengetahui  dan memahami apa saja hal-hal penting yang harus saya lakukan dalam hidup, semakin banyak keinginan saya yang sifatnya material dan membutuhkan duit wkwk. Misalnya, saya semakin paham membaca buku itu penting untuk diri saya, maka saya membutuhkan penghasilan yang lebih untuk bisa mendukung kebutuhan saya akan buku. Well, buku udah masuk dari lama sih, tapi belakangan buku tuh semakin saya butuhkan untuk mendukung misi self improvement saya. Belum lagi keinginan untuk membahagiakan keluarga dan orang-orang yang penting dalam hidup saya juga membutuhkan uang. Jadi, penghasilan yang lebih besar menjadi salah satu target saya di tahun ini. Entah melalui pekerjaan utama, atau freelancing. Semoga Allah kabulkan di tahun ini. Belum lagi kepengen punya rumah, mobil, sepatu dior (eh wkwkw jadi banyak maunya hahah).


3. Mulai konkret mewujudkan impian S2 ke luar

Sejak duluuuu sekali, jaman saya masih aktif di Tumblr, saya udah punya keinginan untuk lanjut S2 ke luar. Waktu itu sih masih aimless,  kayak ngga tau kenapa kepengen aja kuliah di luar wkwk. Mungkin masih "cetek" ya alasannya supaya bisa ngerasain tinggal di luar aja gitu. Tapi ya belum serius menggali mau ambil program apa, di universitas mana. Paling ya kepikirannya antara di Amerika atau Eropa. 

Tapi, tahun lalu saya menemukan satu kampus dan program studi yang cocok banget dengan apa yang ingin saya pelajari dan jalani ke depannya. Waktu baca deskripsinya, somehow kayak sparks keingintahuan dan aspirasi dalam diri saya gitu. Maka, sekarang saya menanamkan dalam diri, sebuah impian untuk melanjutkan studi Master of Media Science di Boston University. Kebetulan banget, ada orang-orang ILUNI UI juga lulusan dari BU. Bismillah, semoga bisa lebih konkret dalam mewujudkan target yang satu ini. 


Kalau cuma dibaca dan dipikirn, tiga target ini serasa cukup berat. Tapi jika dijalani setahap demi setahap, dari hal yang mudah, semoga akan sampai pada tujuan saya aamiin. Mohon doanya ya manteman yang membaca tulisan ini. Bagaimana dengan manteman, apakah target manteman di tahun 2021 ini? Apapun itu, saya doakan semoga terwujud semua target manteman di tahun ini.

Yuk boleh banget kalo mau saling berbagi cerita di kolom komentar.

Thursday, April 29, 2021

BPNRamadan2021: Rekomendasi 5 Drama Ini Membuatmu Merasa Masuk Ke Dalam Mesin Waktu (Day 6)

 


Saya bukan orang yang betah berlama-lama nonton series. Beberapa drama series yang bisa saya selesaikan semua episodenya kayaknya bisa dihitung dengan jari. Mungkin karena saya tuh terlalu bosenan dan gampang kedistrak kali ya, makanya jarang bisa betah berlama-lama nonton satu drama series. Tapi, herannya dulu cukup betah juga sih nonton historical drama mandarin seperti Putri Huan Zhu yang bahkan tayang sampai dua atau tiga season gitu hihi. Mungkin makin lama, manusia jadi punya fokus yang lebih singkat, makanya sekarang konten-konten semacam TikTok yang cuma 15 detik itu bisa booming

Anyway, baiklah, saya bakal coba sedikit berbagi lima serial TV terfavorit.

1. Good Manager 

Good Manager atau Chief Kim atau Kim Gwajang ini adalah seri drama terbaru yang saya tonton belum lama ini. Tapi, sebenernya ya Kdrama ini sih ya udah ada dari tahun 2017. Kenapa saya kepengen nonton drama ini? Awalnya, murni karena ada Kim Seonho di dalamnya wkwkw. Kim Seonho memang aktor Korea yang lagi saya suka, semenjak penampilan fenomenal dia sebagai Han Ji Pyeong di Kdrama berjudul Start-Up (yang nanti juga akan saya bahas hehe). 

Sebenernya, Kim Seonho di sini cuma dapat jatah peran sampingan, tapi keberadaannya cukup menambah warna dengan karakternya yang polos nerdy tapi celetukannya suka paling bener wkwk. Awalnya memang karena Kim Seonho, tapi ternyata K-Drama ini bener-bener gem banget! Ini adalah KDrama pertama yang bikin saya betah menamatkan 8 episode lebih berturut-turut dalam semalam. Akhirnya saya ngerasain yang namanya binge watching KDrama wkwkw. 

Saya ngga pengen cerita sinopsisnya kayak apa, manteman bisa coba baca di sini ya. Yang jelas sih, drama ini SERU banget! Feel drama ini mengingatkan saya akan drama Jepang berjudul My Boss My Hero yang tayang pada 2006. Dari comedicnya yang agak comical, apalagi di episode awal. Bagaimana karakter utama mengalami character development dari seorang yang "loser" menjadi "hero". Hal lain yang saya suka adalah bromance Chief Kim dan "lawannya" Seo Yul. Kisah cinta tipis-tipis Seo Yul dan karakter tokoh utama cewek bernama Yoon Ha Kyung juga jadi pemanis. Meski drama ini mungkin lebih kuat di comedy, tapi ada unsur thriller yang bikin deg-degan juga, serta banyak pelajaran soal kehidupan yang bikin kita merenung. Bagus banget! 

Verdict: 🍿🍿🍿🍿🍿


2. Start-Up

Membicarakan Kim Seonho, ngga lengkap rasanya kalo ngga nyinggung Kdrama yang membuat namanya melejit sampai ke langit. Yap, Kdrama berjudul Start-Up sempat menhebohkan jagat perdrakoran. Bahkan hype-nya berasa sampe ke mereka yang mungkin bukan penggemar drakor. Mulai dari influencer, artis dan penyanyi tanah air sekelas Vidi Aldiano, Maudy Ayunda, dan Raisa, dan bahkan Mbak Najwa Shihab, semua juga nonton Kdrama satu ini.

Saya ngga akan bercerita banyak, buat manteman yang belum pernah denger bisa coba cek di sini ya sinopsisnya. Kdrama bergende youth drama/romance ini menceritakan para aspiring entrepreneur di sebuah inkubator bernama Sandbox. Nah, dari awal, drama ini menceritakan kisah tokoh utamanya, Seo Dal Mi  (Bae Suzy) dan masa kecilnya yang penuh perjuangan. Almarhum Ayahnya yang mengalami jatuh bangun dalam membangun bisnis berhasil menginspirasi Seo Dal Mi untuk mengikuti jejak sang Ayah. Hingga akhirnya, kisah pun semakin berkembang ketika ia bertemu dengan seorang apps developer bernama Nam Do San (Nam Joo Hyuk) yang ternyata cinta pertama dia di masa lalu. Permasalahan semakin rumit ketika ternyata cinta pertama aslinya, yaitu Han Ji Pyeong, sosok yang bener-bener berkirim surat sama Dalmi dan Dalmi sebut sebagai cinta pertama, muncul juga dalam hidupnya dan banyak berperan dalam kehidupan Dalmi dan Dosan. 

Dari awal sampai pertengahan, spirit aspiring entrepreneurnya masih bikin semangat. Sampai akhirnya, rusuh tim-timan bikin banyak penonton oleng dari tujuan awal drama ini. Termasuk saya sih yang awalnya sangat menikmati dengan objective ngga ikutan tim-timan, eh berakhir jadi hard core tim Pak Han wkwkwk. 

Meski banyak hal-hal rumit yang bikin pengalaman nonton Kdrama ini berkurang di banding awal, saya tetep masukin drama ini ke dalam list Kdrama yang bisa coba ditonton. Asalkan nonton dengan pikiran terbuka. Tapi memang sayang banget sih sang penulis PHR agak terburu-buru bikin resolusi konfliknya bikin penoton agak jadi bertanya-tanya hehe. Soundtracknya tapi ciamik banget gaes. Deretan nama besar yang iktu sumbang suara kayak Red Velvet dengan "Future"-nya yang fenomenal, Ailee, Wendy, Cheeze, dan bahkan Suzy juga ikutan nyanyi. Keren lah saya suka banget sama diskografi OST StartUp. 

Verdict: 🍿🍿🍿


3. My Love From The Star

Kdrama hit lain pada masanya yang sayang banget kalo sampe dilewatkan manteman  yang lagi pengen berselancar di dunia perdrakoran. Drama tahun 2013 ini dibintangi Jun Ji Hyun dan Kim Soo Hyun. Ceritanya secara singkat adalah tentang seorang alien yang nyasar di bumi bernama Do Min Joon, yang bertetangga dengan seorang superstar Korea bernama Cheon Seong Yi. Setelah pertemuan keduanya yang diawali dengan kejadian memalukan tapi kocak, keduanya terus-terusan saling berhubungan hingga akhirnya mereka pun saling jatuh cinta. Namun, ada sosok jahat yang harus dihadapi dan kerap mengancam nyawa Cheon Seong Yi. 

Drama ini punya adegan-adegan super iconic yang lucu parah. Saya juga suka sama karakter Cheon Seong Yi yang meski kadang agak arogan, tapi dia berhasil make up karakternya dengan ketulusan hatinya ketika udah bener-bener peduli sama seseorang. Dia juga punya karakter kuat yang ngga kalah dengan keadaan. Cuma kalah ketika Do Min Joon nyuekin dia wkwk bucin bucin, seperti aku (eh wkwk). Verdict: 🍿🍿🍿🍿


4. My Boss My Hero

Berhubung saya ngga ide mau masukin serial apa lagi, maka saya akan merekomendasikan drama Jepang yang sudah saya ceritakan sedikit di cerita saya tentang Chief Kim. My Boss My Hero ini dibintangi Tomoya Nagase, Aragaki Yui, dan Tegoshi Yuya. Drama ini ngga pernah gagal bikin saya ketawa guling-guling. Bahkan ketika udah ditonton berkali-kali. Komedinya memang khas Jepang banget, exaggerated expression, comical, dan agak "childish" dibanding sarkasme dan witty dialogue khas Korea. Tapi, saya pun suka model komedi kayak gini. 

Ceritanya, ada mafia bernama Sakaki Makio yang terpaksa harus balik lagi jadi anak kelas 3 SMA karena sang Ayah, pemilik dari Kanto Sharp Fang (nama klan mafianya Makki), mensyaratkan Makio untuk lulus SMA dan membuktikan kalo Makio nggak cuma jago kelahi, tapi juga jago itung-itungan hehe. Di situ dia ketemu anak-anak SMA yang cenderung cuek, dingin, sombong. Tapi lama-lama, perjalanan cerita akan merekatkan hubungan yang di awal awkward dan cenderung tidak akrab. Ada banyak life wisdom khas Jepang yang menurut saya Jepang banget cara menyampaikannya, seperti perumpamaan kisah Nightingale. Dan drama ini tentunya banyak membicarakan bagaimana masa muda itu masa yang harus dijalani dengan penuh tenaga dan semangat. Dan gimana penulis membuat perjuangan mendapatkan puding terenak satu sekolah menjadi gambaran akan perjuangan masa muda yang penuh tenaga. Drama ini termasuk cukup singkat dibanding drama Korea, jadi bisa banget dinikmati dengan lebih santai, tapi tidak kaleng-kaleng. 

Verdict: 🍿🍿🍿🍿🍿

5. Princess Hours

Saya udah bener-bener keabisan ide mau nyeritain serial apa lagi saking memang saya juarang banget nonton drama series wkwkw. Jadi, saya bakal memasukkan drama Korea pertama yang saya suka dan membuat saya jadi tertarik dengan Korean Pop Culture. Drama yang dibintangi Yoon Eun Hye dan Joo Ji Hoon ini tayang pada tahun 2006, waktu itu di Indosiar dan setiap Minggu siang. Drama ini bener-bener melejitkan Kdrama ke mata dunia internasional dan membawa Hallyu Wave hingga ke berbagai negara, termasuk Indonesia. 

Ceritanya dreamy dan gemas banget, seperti baca teenlit terjemahan kayak Princess Diary. Bercerita tentang Shin Chae Kyeong yang dijodohkan dengan Pangeran Lee Shin (ceritanya Korea masih berbentuk monarki gitu deh). Dengan berbagai motif, keduanya pun menerima pernikahan itu meski terpaksa juga. Namun, tentunya meski perjalanan berliku, keduanya pun mulai jatuh cinta satu sama lain, meski ternyata ngga semudah itu, padahal mereka ya sebenarnya suami-istri. 

Waktu pertama liat drama ini di Indosiar, wajah Yoon Eun Hye yang masih unyu-unyu gemas dengan kepang duanya itu nampang di tv. And she was looking so pretty! Gara-gara itu, saya pun sempet ngebiasin Yoon Eun Hye dan bahkan nonton dramanya yang judulnya Vineyard Man hehe. Soundtracknya juga fenomenal banget, semua tahu lagu "Perhaps Love" yang di akhir tahun lalu dinyanyikan Seonho dan Yoona hehe. Yang paling saya suka sebenernya soundtrack instrumental yang khas musik tradisional Korea tapi dicampur dengan unsur musik orkestra sehingga bikin drama ini berasa banget vibe kerajaan modernnya. 

Verdict: 🍿🍿🍿


Sekian rekomendasi dari saya. Sebnernya, semenjak Netflix hadir, kesempatan saya untuk nambah refensi serial TV tuh besar banget. Apalaagi koleksi Kdramanya cukup up to date dan buanyaak. Nanti deh, saya akan kembali menambah referensi saya. Siapa tau di rekomendasi serial TV berikutnya, sudah bertambah kaya daftar yang saya bagikan, dan lebih ngikutin perkembangan zaman pastinya wkwkw. 

Kalo manteman, apa serial yang kalian suka dan rekomendasikan? Yuk boleh berbagi di kolom komen ya! 



Wednesday, April 28, 2021

BPNRamadan2021: Kenalan Lebih Dekat Denganku Yuk dari 7 Hal Ini (Day 5)



Menceritakan tentang diri sendiri ternyata ngga semudah itu buat saya, terkadang. Kayak saya membayangkan, seandainya saya berada di suatu pertemuan. Lalu peserta pertemuan harus bercerita tentang diri mereka masing-masing, mungkin saya akan agak harus memutar otak saya untuk bercerita hal-hal yang cukup menarik untuk didengar orang-orang hehe. Untuk postingan #BPNRamadan2021 kali ini, saya akan coba membuat diri saya sesantai dan selepas mungkin ya. 

Devi itu siapa sih? Apa fakta yang bisa saya bagikan untuk manteman?

1. Sangat suka dengan tipe-tipe kepribadian 

Sejak saya mengenal pembagian tipe kepribadian bernama MBTI, kira-kira hampir 8-10 tahun yang lalu mungkin ya, saya suka sekali membahas topik yang satu ini. Bahkan saya sampe pernah gabung di forum personality cafe khusus untuk bisa diskusi teori yang dibuat oleh Kataherine Briggs dan Isabel Myers. Secara singkat, ada 16 jenis kepribadian dengan kombinasi  Introvert atau Ekstrovert, Sensing atau Intuiting, Thinking atau Feeling, dan Judging atau Perceiving. Teori ini kalo tidak salah berdasarkan teori cognitive function-nya Carl Jung. Nah, sebenarnya sih teori ini masuknya katanya pseudo-science, jadi kebanyakan anak psikologi katanya skeptis dan ngga percaya dengan teori ini. Meski tahu fakta itu, saya tetep aja mengonsumsi teori kepribadian yang cukup banyak dipakai di berbagai instansi dan perusahaan. Nggak hanya MBTI sih, saya juga belajar dikit-dikit tentang enneagram, STIFIN, dan apapun tes psikologi yang memberi asesmen tentang kepribadian manusia tuh saya suka banget. Mungkin karena saya suka kesulitan menjelaskan tentang diri saya tuh sebenarnya kayak apa ya? Cocoknya dengan pekerjaan apa? Potensi saya tuh apa? Ya, mungkin saya semacam butuh buku manual menjelaskan dan memahami diri sendiri, hihi. Ya, tapi katanya lagi sih, naluri untuk mengenal diri sendiri itu ada di setiap orang. Makanya kuis-kuis kepribadian itu laku keras.

Oh iya anyway, tipe kepribadian MBTI saya berubah-ubah haha, yang mana sebenarnya itu karena kurang memahami asesmen ke diri sendirinya aja sih. Kalo tes pertama kali sih, dapetnya ENFP. Tapi belakangan, saya merasa saya INFP. 

2.  Tipe Kepribadian INFP dengan Cita Rasa Ekstrovert

INFP atau Introvert Intuiting Feeling Perceiving merupakan tipe kepribadian yang masuk ke dalam kategori introvert. Namun, setelah saya belajar dan riset-riset tentang apa sih introvert dan ekstrovert di dunia MBTI atau fungsi kognitif, ternyata nggak selalu sama kayak stereotype yang banyak diketahui orang. Bahwa orang introvert pemalu, pendiam, dan ngga bisa terbuka sama orang. Well, dibeberapa sisi itu bisa jadi benar. Toh tiap introvert kan ngga harus relate sama semua poin ciri khas introvert kan. 

Saya sendiri sebagai introvert memang memiliki beberapa ciri khas para introvert, misalnya saya lebih banyak menghabiskan waktu saya sendirian, apalagi semenjak pandemi. Atau, saya lebih suka ngemall seorang diri tiap kali habis pulang kantor. Namun, saya juga tipe yang cukup cepat terbuka dengan orang lain. Saya menilai diri saya cukup hangat. Bahkan terkadang saya bisa santai aja cerita hal-hal personal, selama saya cukup nyaman dan tidak terintimidasi dengan orang yang menjadi teman bicara saya. Jadi, kesimpulan yang saya dapat setelah merenung dan mencari tahu, jadi INFP buat seorang Devi tuh artinya ya kita lebih cepet memutuskan apa yang kita suka atau ngga suka. Contohnya aja, waktu disuruh tes CPNS saya cepet nolaknya hehe. Sementara, ENFP itu cenderung lebih terbuka dengan hal baru dan melihat itu sebagai suatu hal yang menarik untuk dipelajari sebelum dia memutuskan apakah hal itu cocok atau nggak untuk dia. Jadi, buat manteman yang juga introvert seperti saya, kita bukan berarti ngga bisa public speaking, atau beramah tamah sama orang kok, kita simply lebih banyak melihat ke dalam diri (inward looking). 

3. Nggak Pernah Ngefans Sesuatu Dalam Jangka Waktu Lama

Hampir seumur hidup, saya selalu end up ngefans atau istilahnya fangirling sesuatu atau seseorang. Pernah ngefans banget sama seorang mantan aktris cilik yang kini lebih dikenal sebagai penyanyi, namanya Belinda (kalian yang anak 90-an pasti tau aktris pemeran Ana di serial Amigos yang super populer pada masanya). Yang ini cukup lama sih, saya ngefans sejak SMP sampai SMA awal. Sebelum akhirnya saya ganti ngefans dengan Idol Jepang. Lalu, berganti haluan lagi ngefans dengan Idol Korea. Yang paling langgeng adalah kesukaan saya dengan Kpop. Entah entertainer negeri ginseng ini pake micin atau pelet apa, bikin saya terus ketagihan sampe usia 30-an, dari jaman SMA loh. Lama kan ya. Tapi, saya ngga pernah stick sama satu grup dalam waktu yang sangat lama kayak banyak fangirl lainnya. Bukan multifandom juga sih, tapi simply entah ilfeel atau ya bosen aja dan lupa gitu aja, atau malah nemu new-shiny-thing. Jadi inget, dulu saya pernah suka sama sepak bola dan bener-bener ngikutin berita dan pertandingannya, bahkan main Football Manager segala. Hal itu berlangsung sejak SD-SMP. Namun, ketika SMA, lagi-lagi saya jadi biasa aja sama sepak bola, kecuali kalo tim Jerman lagi ada tanding di pertandingan-pertandingan sekelas Piala Dunia. Guru les bahasa Inggris yang tahu saya pernah suka bola cuma bisa komentar, "Saya nggak habis pikir, kenapa kamu bisa ngga suka lagi sama bola". 

4. Nggak Punya Cita-Cita Masa Kecil

Yup, jika lazimnya anak-anak kecil punya impian segudang, saya ngga ingat pernah cerita apapun soal impian saya. Bahkan ngga juga pada diri saya sendiri. Cuma, saya ingat ada berbagai hal yang saya enjoy. Misalnya, saya suka gambar, suka berkhayal, suka nari, suka nyanyi, main drama meski jadi peran antagonis. Ya, itu hal-hal yang Devi suka sewaktu kecil. Suka juga waktu bisa nampil nari di acara akhir tahun sekolah. Seneng waktu bisa jadi instruktur SKJ yang senamnya di barisan depan. Dan pada masa kecil, saya sudah mulai memupuk kesukaan membaca. Awalnya dari buku cerita nabi dan rasul untuk anak, lalu komik Jepang, hingga melahap Harry Potter Goblet of Fire yang segede gaban (padahal itu buku Harpot pertama yang saya baca, bayangkan betapa bingungnya saya untuk memahami istilah-istilah kayak muggle dan semacamnya). Meski ngga punya cita-cita, tapi saya punya cukup banyak kegiatan yang saya sukai, jadi mungkin itu cukup buat jadi fondasi untuk menemukan apa yang saya suka ketika saya beranjak lebih besar.

5. Punya Impian Melanglang Buana Keliling Dunia

Negeri impian saya yang pertama itu Amerika. Eh tapi kemudian sisi religius bilang, yang harus disambangi juga Arab Saudi, terutama Mekah dan Madinah sih hihi. Kalo di Amerika, saya dari dulu suka melihat pemandangan jalanan di sana dan kepengen bisa road trip melihat pegunungan, pantai, atau pohon-pohon di sepanjang jalan tol mereka yang besar. Saya juga suka pemandangan perumahan di sana yang dihiasi pohon-pohon warna-warni, apalagi pas musim gugur. Dan sekarang, saya juga sudah punya impian jelas, ingin bisa S2 di Boston University ambil Master Media Science. Hal itu yang bikin saya nambah semangat untuk suatu saat bisa ke sana. 

Nah, belakangan ini, negara-negara impian saya pun bertambah. Saya kepengen juga bisa road trip di Eropa, dan terbaru, saya kepengen juga mampir ke Amerika Selatan. Semakin banyak negeri impian yang ingin dikunjungi, semoga ketika Corona mereda, impian-impian tersebut bisa terwujud, mohon doanya ya manteman.

6.  Tak Bisa Tanpa Kopi

Bukannya saya ngga bisa berfungsi kalo ngga ngopi dalam sehari aja sih. Malah sebenarnya, minum kopi atau ngga itu ngga selalu ada pengaruhnya buat saya. Saya tetap bisa ngalong tanpa kopi, dan saya tetep bisa ngantuk meski baru aja ngopi, wkwkw. Kopi itu bukan kebutuhan, tapi keinginan. Karena ya saya pure menikmati rasa dari kopi itu sendiri, terutama segala jenis latte dan es kopi susu. Jadi, kalo ada yang kepengen nraktir saya, dikasih segelas es kopi keluarga Family Mart atau es kopi kenangan mantan pasti udah girang banget. 

7. Just a Sensitive, Warm, but sometimes a little bit too intense girl.

Kalo ada satu kata sifat yang harus saya sebut untuk menggambarkan diri saya adalah baper alias sensitif. Untuk hal yang sepele aja kadang saya bisa sedih dan nangis, dan biasanya sih yang bikin nangis kalo ada kaitannya dengan perasaan seperti diabaikan atau dilupain. Pernah suatu ketika, saya datang ke acara di kampus. Kemudian, teman-teman satu acara menitipkan tas mereka karena mereka mau wudhu untuk sholat Dhuhur. Lalu, ketika mereka sudah selesai wudhu dan mau ke tempat acara, mereka langsung ninggalin saya gitu aja setelah nitip tas mereka tanpa ngajak saya untuk barengan sama mereka. Wah di situ saya menangis sodara-sodara wkwkw. Cengeng yah. Saya juga ngga ngerti kenapa saya bisa ngerasain kayak gitu ya. Hal ini nggak cuma sekali itu aja, beberapa kali pernah terjadi, bahkan hingga saya udah menginjak usia kepala tiga ini. Saya masih belum ketemu jawabannya, kenapa saya bisa punya titik lemah itu ya? Apakah pernah ada luka batin di masa kecil yang saya rasakan? Bisa jadi. Dan karena sensitif baperan itu, kadang saya bisa jadi agak sedikit intense perasaannya. Hal-hal sepele, bisa jadi rumit buat saya. Makanya saya menyebut diri saya juga sebagai cewek yang intense, terutama perasaannya.

Meski begitu, saya bisa bilang, saya cukup hangat, terbuka, dan ramah sama siapa aja. Meski ada kalanya ya, saya lebih memilih diam daripada ngobrol-ngobrol sama orang di dekat saya. Tapi, kalo kamu baru mengenal saya dan suasananya enak, saya bisa membuat kita seolah seperti sudah temenan lama, padahal baru aja kenal hari itu juga. Udah ada kasusnya, seorang reporter yang datang ke acara kantor saya, dikira teman baik saya, padahal saya juga baru kenal hari itu wkwkw. 


Sekian cerita saya malam ini, semoga ada hal-hal yang bisa relate dengan manteman. Siapa tahu abis ini kita bisa menjalin tali silaturahmi juga. Saya kalem dan hangat kok orangnya hihi. Yuk, manteman juga boleh gantian cerita 7 hal tentang diri manteman di kolom komentar. 

Tuesday, April 27, 2021

BPNRamadan2021: It's Okay, Itu Tetap Capaian (Day 4)

                                                               gambar diambil dari Pexels


Kata pencapaian sejujurnya salah satu yang agak bikin saya minder dan insecure. Contohnya waktu harus mengisi CV buat kerja. Selain pengalaman kerja, biasanya orang-orang akan mencantumkan capaian-capaian apa yang telah mereka raih. 

Pencapaian.

Apa ya? Itu adalah hal yang pertama kali saya pikirkan sambil mengingat-ingat hal keren apa yang udah saya raih. Dan biasanya berakhir dengan mengisi fakta bahwa saya berhasil masuk ke Universitas Indonesia yang jadi salah satu universitas terbaik di negeri. 

Lalu apa lagi?

Kemudian biasanya saya akan memeras ingatan saya, mengubek-ubek barangkali ada satu dua prestasi yang pernah nyelip. Juara lomba mewarnai tingkat SD? Jadi peringkat satu semasa SD --juga? Menyelesaikan draf Edelweiss, yang mana ujung-ujungnya dirombak lagi. 

Apa ya?

Sebenarnya, mungkin jika mau self talk kepada diri saya sendiri, capaian itu pasti ada selama hidup. Hanya saja, saya perlu redefinisi capaian. Menyesuaikan dengan diri saya sendiri, bukan membandingkan dengan orang lain. Menjadi diri yang lebih baik dari diri yang kemarin saja sudah jadi prestasi yang luar biasa bukan sih buat seorang manusia? Atau, mencoba mengikuti sebuah lomba yang biasanya membuatmu mundur duluan waktu liat kriterianya. Atau berhasil menaklukan kekacauan yang kamu alami ketika ada pekerjaan penting di depan mata yang harus diselesaikan.

Saya rasa, jika mau dilihat secara positif, hal-hal kecil seperti itu bisa jadi capaian juga bukan?

Yah, meski mungkin nggak semua hal itu bisa kita masukkan ke dalam CV dan bikin CV kita terlihat lebih mentereng sih. Tapi kalau kita mau membandingkan ke diri kita yang kemarin, hal-hal yang berhasil kita kerjakan hari ini seperti jadi sebuah reward aja buat kita. 

Makanya, kalo ngga salah, artikel-artikel self improvement juga bilang, penting bagi kita untuk merayakan capaian dan prestasi kecil dalam hidup. Lebih baik lagi kalo dicatat kali ya, saya sih belum melakukannya hihi. Mungkin suatu saat harus coba saya catat. Supaya, ketika saya merasa insecure atau down dengan diri saya, bisa kembali dibaca dan mungkin akan membuat suasana hati saya jadi lebih baik.

Bagaimana dengan manteman? Adakah capaian-capaian yang receh dan mungkin terlihat seperti "remah-remah rengginang" di matamu, ternyata aslinya memang kong ghuan? Yuk mari belajar bersyukur dengan capaian-capaian sederhana dalam hidup. Kalau dikumpulkan pasti ada banyak dan akan membuat diri kita merasa kaya!

Selamat merayakan prestasi-prestasi, kecil atau besar, apapun itu!

Monday, April 26, 2021

BPNRamadan2021: Menabur Tulisan, Menabung Impian (Day 3)



Harapan itu salah satu kekuatan yang membuat manusia berjuang lebih keras dalam hidup. Termasuk dalam blogging. Saya rasa, penting juga untuk benar-benar membayangkan sebuah visi besar untuk aktivitas blogging yang sedang ditekuni. Harapan itu, nantinya bisa jadi bahan bakar ketika kita merasa kurang motivasi. Nah, pada tema #BPNRamadan2021 ketiga ini, saatnya mulai membayangkan berbagai harapan yang saya punya untuk blog ini ke depan.

Jika direnungkan baik-baik, salah satu alasan kenapa saya memutuskan untuk lebih serius menekuni blogging adalah karena saya berharap suatu saat blogging bisa jadi jalan ninjaku dalam aktualisasi diri ketika sudah berkeluarga. 

Sejak dulu, saya bukan tipe yang mengejar jenjang karier tinggi. Saya bahkan ngga terlalu berminat untuk bergabung menjadi abdi negara karena saya merasa akan berada pada sesuatu yang cenderung stabil -- saya suka yang bervariasi dan dinamis soalnya hehe (tapi ngga terlalu fast paced, catatan banget wkwk). 

Dulu sekali, saya pernah punya teman satu komunitas nulis namanya komunitas Kemudian.com. Nama sosok ini adalah kak Octa. Dia seorang penulis fiksi yang sudah menerbitkan novel metropopnya sendiri. Tapi, dibanding tulisan fiksinya, sejujurnya saya paling getol baca tulisan-tulisan Kak Octa di blog. Saya ingat betul, waktu itu saya betah berjalan-jalan ke berbagai postingan kak Octa yang sempat tinggal di pulau Selayar yang indah nian. 

Kak Octa sudah punya tiga anak saat itu. Namun, di sela-sela kesibukan mengurus keluarga, kak Octa tetap super produktif dengan berkarya melalui tulisan, baik fiksi maupun nonfiksi. Konten blognya pun sangat kaya, mulai dari soal traveling, cerita dan foto-foto  keindahan pulau Selayar, hebohnya mengurus ketiga anaknya, soal masak-memasak dan baking, dan banyak lagi kegemaran kak Octa. Dari menulis itu, Kak Octa akhirnya bisa balik modal laptop yang dibelikan sang suami untuk menulis.

Jadi, kak Octa bisa dibilang salah satu role model saya saat berkeluarga kelak. Seorang ibu rumah tangga yang tetap berkarya dan berkreasi, sekaligus menghasilkan uang hehe. Selain itu, berkomunitas juga jadi suatu hal yang saya suka. Makanya, blogging jadi paket lengkap yang bisa menyediakan itu semua, tentu jika kita benar-benar serius menekuninya.

Nah, kalo gitu, apa sih harapan saya untuk blog ini ke depannya?

Saya ingin bisa menyajikan konten yang beragam seperti yang Kak Octa dulu lakukan (dan mungkin masih istiqomah sampai sekarang). Tak hanya sekadar curhatan semata, saya berharap konten blog ini punya punya isi yang bisa menambah inspirasi dan juga wawasan. 

Impian yang setahap lebih besar lagi, semoga suatu saat, saya pun bisa memberikan manfaat tak hanya bagi diri dan keluarga, tapi masyarakat lebih luas melalui blogging, entah itu dengan komunitas atau bisnis sosial. Kalo harapan yang ini, membuat saya teringat dengan sosok muslimah keren panutan saya dari Singapore yang kini tinggal di Tangier Moroko, Aida Azlin. Dia pun berhasil mendirikan sebuah komunitas self improvement untuk para muslimah, berawal dari sebuah situs kepenulisan. Entah itu apa yang jelas, saya berharap blog ini bisa menjadi hub bagi banyak hal-hal positif yang membangun. Semoga. 

Sunday, April 25, 2021

BPNRamadan2021: Alasan Mulai Ngeblog (Day 2)



Blogging kegiatan yang udah saya jalankan sejak lama sekali, tepatnya ketika awal masa kuliah. Mungkin jaman itu, saya baru benar-benar bisa mengakses internet dengan lebih bebas, tidak harus ke warnet dulu hehe (meski jaman dulu sering ke warnet tapi ya buat kegiatan hura-hura fangirling atau chating aja sih hehe).

Sejak awal kuliah, hingga sekarang, blogging ngga pernah benar-benar saya tinggalkan. Kenapa? Well, karena saya memang sudah menasbihkan diri saya untuk terus berada di dunia kepenulisan. Dulu, nulis itu sarana untuk curhat buat saya. Kalo jaman sekolah curhatnya di buku diari, kemudian pindah ke Friendseter dan sempat nyobain multiply, selepas masa kuliah mulai berkenalan dengan blog seperti wordpress atau blogspot. 

Namun, setelah memantau dari jauh komunitas-komunitas blogging, salah satunya Blogger Perempuan Network, dan juga berkali-kali blog walking ke blog-blog orang lain, saya jadi makin menyadari blogging itu menjanjikan banget untuk ditekuni dengan berbagai manfaatnya.

Menulis itu Baik untuk Kesehatan Mental

Blogging adalah aktivitas menulis di mana kita menuangkan isi hati dan pikiran. Kadang, kita ngga selalu bisa mengutarakan apa yang mengganggu pikiran atau perasaan kita pada orang-orang di sekitar. Sehingga, menulis bisa jadi sarana untuk menumpahkan perasaan yang sedang galau. Makanya, ada penelitian yang bilang, menulis itu bagus untuk kesehatan mental kita. Menulis itu kan seperti self talking ya. Kadang ketika menulis, kita ngga cuma sekadar menumpahkan kata-kata, tapi seperti ngasih self talk ke diri sendiri, entah itu kata-kata penyemangat atau penenang. Dan blogging, tidak hanya self talking, tapi siapa tau bakal ada orang-orang yang blog walking ke lapakmu, kemudian meninggalkan jejak kata-kata penyemangat. Siapa tau lagi, bakal menambah pertemanan, dan ini masuk ke poin kedua kenapa harus blogging.

Berkenalan dan Berteman dengan Orang-Orang Kreatif

Ada banyak komunitas-komunitas blogging yang cukup besar dengan anggota yang aktif, salah satunya Blogger Perempuan Network ini. Sebelum memutuskan untuk bergabung, saya pun sudah mencoba mampir ke beberapa tulisan anggota BPN, terutama di postingan #BPNRamadan2021. Banyak orang-orang yang kreatif dan inspiratif yang membuat saya terpacu untuk bisa aktif menulis. Nah, ketika kita sudah menemukan komunitas blogging, kita bisa memulai untuk bergabung dan berjejaring di sana dengan cara blog walking alias berkunjung ke blog anggota komunitas dan meninggalkan komentar positif di sana. Setau saya, komunitas blogger pun juga aktif mengadakan kegiatan di luar event menulis, misalnya ada Webinar-Webinar. Kadang, brand pun juga mengundang komunitas blogger untuk menjadi bagian dari community partner mereka sehingga para blogger jadi punya kesempatan untuk kopi darat (itu waktu sebelum Covid sih, di jaman Covid saya kurang paham gimana). Yang jelas, blogging bisa jadi pintu dan jembatan buat manteman untuk bertemu dan berkenalan dengan roang yang satu minat dengan latar belakang beragam, sehingga memperkaya wawasan kita juga deh.

Jika Ditekuni dengan Serius, Bisa Jadi Sumber Penghasilan

Tak hanya jadi tempat curhat dan dapat teman, jika ditekuni dengan serius, blogging bisa jadi sumber pemasukan yang menjanjikan loh. Dari yang pernah saya tahu sih, dengan blogging , kita berkesempatan untuk bekerja sama dengan brand-brand yang menggaet para blogger untuk mempromosikan brand mereka. Selain itu, jika kita sudah menemukan cara monetasi blog kita, bisa jadi penghasilan juga loh, asal konsisten dan mengoptimasi blog kita entah dengan SEO atau cara lainnya. 

Memberi Manfaat, Jadi Kebaikan yang Tak Putus

Sebagai umat muslim, salah satu kebaikan yang disukai Allah SWT adalah memberikan manfaat kepada banyak orang. Tentunya, konten blog bisa memberikan berbagai manfaat sesimpel konten review buku, tempat makan, atau konten edukasi misalnya dengan tips untuk menulis dengan baik, tips bepergian di tengah pandemi, misalnya. Ada banyak konten-konten positif yang bisa mendatangkan inspirasi, yang semoga jika niatnya benar, mendapat catatan kebaikan yang tidak pernah putus karena tulisan yang terdokumentasi secara online memungkinkan orang untuk bisa membaca tulisan kita sampai kapanpun.

Nah, banyak banget kan manfaat yang bisa didapat dari kegiatan blogging. Asalkan tentunya kita harus berani memulai, konsisten, dan mau terus berlajar agar dapat menghasilkan konten yang lebih baik. Tapi jangan lupakan untuk enjoy menulis ya. Selamat memulai blogging!

BPNRamadan2021: Memulai Kembali dari Sebuah Nama (Day 1)



Jika Seo Dal Mi dan Han Ji Pyeong memulai kembali sebuah episode penting dalam hidup mereka melalui sebuah sepatu, maka saya memulai kembali perjalanan dalam dunia blogging melalui nama. Biasanya nih, saya tuh kalo bikin nama ya nggak jauh-jauh dari nama saya sendiri, Devi, atau bunga edelweiss, atau mimpi, atau kata yang sejenisnya.

Namun, kali ini saya kepengen nyoba sesuatu yang beda. Dua kata yang bahkan baru aja saya denger sesaat sebelum blog baru ini lahir.

Eunoia dan Arunika. 

Saya menemukannya hasil googling dengan keyword "istilah unik dalam bahasa Indonesia". Mungkin kalian pernah menemukan konten yang memberikan wawasan bahwa dalam bahasa Indonesia ada buanyaak banget kata-kata yang asing dan ngga pernah kita temukan dalam LKS (jiyailah LKS, keliatan ya bund anak jaman kapan wkwkw). Kata-kata seperti "renjana", "kelesa", "derana", "candramawa", termasuk eunia dan arunika

Memang apa sih arti dari eunia dan arunika yang kombinasinya menghasilkan nama dari blog baru saya ini?

Berdasarkan situs yang saya baca, eunia artinya pemikiran yang indiah, pikiran yang baik. Sedangkan, arunika artinya cahaya matahari yang baru saja terbit. 

Kenapa kedua kata itu?

Well, belakangan ini saya menyadari, pikiran saya lagi dipenuhi hal-hal yang kelam dan negatif. Mungkin bisa dibilang, masa-masa ini adalah masa yang cukup kelam dalam hidup saya. Saya menyadari, betapa sering saya berpikir neagitf, kahwatir, takut. Bahkan, saya baru tau kalau saya bisa jadi punya serangan panik.

Jadi, saya berharap, dengan adanya blog baru ini bisa jadi angin segar dalam kehidupan saya. Di mana saya ingin isi dari blog ini adalah hal-hal baik dan positif yang mendorong saya menuju aktualisasi dan kebahagiaan sejati aamiin. Dan kenapa arunika? Ngga tau kenapa, saya suka dengan maknanya, cahaya matahari yang baru terbit. Itu adalah waktu terbaik dalam 24 jam, ketika matahari pagi baru aja muncul perlahan dan udara terasa sejuk, langit pun terlihat temaram lalu bergerak menuju biru yang cerah. Cantik banget kan (meski seringnya saya masih bobo abis Subuh huhu). 

Yah, semoga, nama ini membawa semangat baru dan dampak positif bagi diri saya. Saya pun kepengen bisa lebih serius dalam blogging. Entah itu mulai serius gabung komunitas blogging, lalu blog walking. Membayangkan untuk berkenalan dan mendapat inspirasi dari para blogger, khususnya blogger perempuan, dari berbagai kalangan bikin saya semangat. I love blog walking! 

Oke, terima kasih sudah baca postingan perdana saya. Oh iya, sekali lagi, kenalkan nama saya Devi. Semoga siapapun yang membaca tulisan ini pun bisa mendapatkan teman untuk berjalan menuju perubahan diri yang lebih baik. Bismillah!