Wednesday, April 28, 2021

BPNRamadan2021: Kenalan Lebih Dekat Denganku Yuk dari 7 Hal Ini (Day 5)



Menceritakan tentang diri sendiri ternyata ngga semudah itu buat saya, terkadang. Kayak saya membayangkan, seandainya saya berada di suatu pertemuan. Lalu peserta pertemuan harus bercerita tentang diri mereka masing-masing, mungkin saya akan agak harus memutar otak saya untuk bercerita hal-hal yang cukup menarik untuk didengar orang-orang hehe. Untuk postingan #BPNRamadan2021 kali ini, saya akan coba membuat diri saya sesantai dan selepas mungkin ya. 

Devi itu siapa sih? Apa fakta yang bisa saya bagikan untuk manteman?

1. Sangat suka dengan tipe-tipe kepribadian 

Sejak saya mengenal pembagian tipe kepribadian bernama MBTI, kira-kira hampir 8-10 tahun yang lalu mungkin ya, saya suka sekali membahas topik yang satu ini. Bahkan saya sampe pernah gabung di forum personality cafe khusus untuk bisa diskusi teori yang dibuat oleh Kataherine Briggs dan Isabel Myers. Secara singkat, ada 16 jenis kepribadian dengan kombinasi  Introvert atau Ekstrovert, Sensing atau Intuiting, Thinking atau Feeling, dan Judging atau Perceiving. Teori ini kalo tidak salah berdasarkan teori cognitive function-nya Carl Jung. Nah, sebenarnya sih teori ini masuknya katanya pseudo-science, jadi kebanyakan anak psikologi katanya skeptis dan ngga percaya dengan teori ini. Meski tahu fakta itu, saya tetep aja mengonsumsi teori kepribadian yang cukup banyak dipakai di berbagai instansi dan perusahaan. Nggak hanya MBTI sih, saya juga belajar dikit-dikit tentang enneagram, STIFIN, dan apapun tes psikologi yang memberi asesmen tentang kepribadian manusia tuh saya suka banget. Mungkin karena saya suka kesulitan menjelaskan tentang diri saya tuh sebenarnya kayak apa ya? Cocoknya dengan pekerjaan apa? Potensi saya tuh apa? Ya, mungkin saya semacam butuh buku manual menjelaskan dan memahami diri sendiri, hihi. Ya, tapi katanya lagi sih, naluri untuk mengenal diri sendiri itu ada di setiap orang. Makanya kuis-kuis kepribadian itu laku keras.

Oh iya anyway, tipe kepribadian MBTI saya berubah-ubah haha, yang mana sebenarnya itu karena kurang memahami asesmen ke diri sendirinya aja sih. Kalo tes pertama kali sih, dapetnya ENFP. Tapi belakangan, saya merasa saya INFP. 

2.  Tipe Kepribadian INFP dengan Cita Rasa Ekstrovert

INFP atau Introvert Intuiting Feeling Perceiving merupakan tipe kepribadian yang masuk ke dalam kategori introvert. Namun, setelah saya belajar dan riset-riset tentang apa sih introvert dan ekstrovert di dunia MBTI atau fungsi kognitif, ternyata nggak selalu sama kayak stereotype yang banyak diketahui orang. Bahwa orang introvert pemalu, pendiam, dan ngga bisa terbuka sama orang. Well, dibeberapa sisi itu bisa jadi benar. Toh tiap introvert kan ngga harus relate sama semua poin ciri khas introvert kan. 

Saya sendiri sebagai introvert memang memiliki beberapa ciri khas para introvert, misalnya saya lebih banyak menghabiskan waktu saya sendirian, apalagi semenjak pandemi. Atau, saya lebih suka ngemall seorang diri tiap kali habis pulang kantor. Namun, saya juga tipe yang cukup cepat terbuka dengan orang lain. Saya menilai diri saya cukup hangat. Bahkan terkadang saya bisa santai aja cerita hal-hal personal, selama saya cukup nyaman dan tidak terintimidasi dengan orang yang menjadi teman bicara saya. Jadi, kesimpulan yang saya dapat setelah merenung dan mencari tahu, jadi INFP buat seorang Devi tuh artinya ya kita lebih cepet memutuskan apa yang kita suka atau ngga suka. Contohnya aja, waktu disuruh tes CPNS saya cepet nolaknya hehe. Sementara, ENFP itu cenderung lebih terbuka dengan hal baru dan melihat itu sebagai suatu hal yang menarik untuk dipelajari sebelum dia memutuskan apakah hal itu cocok atau nggak untuk dia. Jadi, buat manteman yang juga introvert seperti saya, kita bukan berarti ngga bisa public speaking, atau beramah tamah sama orang kok, kita simply lebih banyak melihat ke dalam diri (inward looking). 

3. Nggak Pernah Ngefans Sesuatu Dalam Jangka Waktu Lama

Hampir seumur hidup, saya selalu end up ngefans atau istilahnya fangirling sesuatu atau seseorang. Pernah ngefans banget sama seorang mantan aktris cilik yang kini lebih dikenal sebagai penyanyi, namanya Belinda (kalian yang anak 90-an pasti tau aktris pemeran Ana di serial Amigos yang super populer pada masanya). Yang ini cukup lama sih, saya ngefans sejak SMP sampai SMA awal. Sebelum akhirnya saya ganti ngefans dengan Idol Jepang. Lalu, berganti haluan lagi ngefans dengan Idol Korea. Yang paling langgeng adalah kesukaan saya dengan Kpop. Entah entertainer negeri ginseng ini pake micin atau pelet apa, bikin saya terus ketagihan sampe usia 30-an, dari jaman SMA loh. Lama kan ya. Tapi, saya ngga pernah stick sama satu grup dalam waktu yang sangat lama kayak banyak fangirl lainnya. Bukan multifandom juga sih, tapi simply entah ilfeel atau ya bosen aja dan lupa gitu aja, atau malah nemu new-shiny-thing. Jadi inget, dulu saya pernah suka sama sepak bola dan bener-bener ngikutin berita dan pertandingannya, bahkan main Football Manager segala. Hal itu berlangsung sejak SD-SMP. Namun, ketika SMA, lagi-lagi saya jadi biasa aja sama sepak bola, kecuali kalo tim Jerman lagi ada tanding di pertandingan-pertandingan sekelas Piala Dunia. Guru les bahasa Inggris yang tahu saya pernah suka bola cuma bisa komentar, "Saya nggak habis pikir, kenapa kamu bisa ngga suka lagi sama bola". 

4. Nggak Punya Cita-Cita Masa Kecil

Yup, jika lazimnya anak-anak kecil punya impian segudang, saya ngga ingat pernah cerita apapun soal impian saya. Bahkan ngga juga pada diri saya sendiri. Cuma, saya ingat ada berbagai hal yang saya enjoy. Misalnya, saya suka gambar, suka berkhayal, suka nari, suka nyanyi, main drama meski jadi peran antagonis. Ya, itu hal-hal yang Devi suka sewaktu kecil. Suka juga waktu bisa nampil nari di acara akhir tahun sekolah. Seneng waktu bisa jadi instruktur SKJ yang senamnya di barisan depan. Dan pada masa kecil, saya sudah mulai memupuk kesukaan membaca. Awalnya dari buku cerita nabi dan rasul untuk anak, lalu komik Jepang, hingga melahap Harry Potter Goblet of Fire yang segede gaban (padahal itu buku Harpot pertama yang saya baca, bayangkan betapa bingungnya saya untuk memahami istilah-istilah kayak muggle dan semacamnya). Meski ngga punya cita-cita, tapi saya punya cukup banyak kegiatan yang saya sukai, jadi mungkin itu cukup buat jadi fondasi untuk menemukan apa yang saya suka ketika saya beranjak lebih besar.

5. Punya Impian Melanglang Buana Keliling Dunia

Negeri impian saya yang pertama itu Amerika. Eh tapi kemudian sisi religius bilang, yang harus disambangi juga Arab Saudi, terutama Mekah dan Madinah sih hihi. Kalo di Amerika, saya dari dulu suka melihat pemandangan jalanan di sana dan kepengen bisa road trip melihat pegunungan, pantai, atau pohon-pohon di sepanjang jalan tol mereka yang besar. Saya juga suka pemandangan perumahan di sana yang dihiasi pohon-pohon warna-warni, apalagi pas musim gugur. Dan sekarang, saya juga sudah punya impian jelas, ingin bisa S2 di Boston University ambil Master Media Science. Hal itu yang bikin saya nambah semangat untuk suatu saat bisa ke sana. 

Nah, belakangan ini, negara-negara impian saya pun bertambah. Saya kepengen juga bisa road trip di Eropa, dan terbaru, saya kepengen juga mampir ke Amerika Selatan. Semakin banyak negeri impian yang ingin dikunjungi, semoga ketika Corona mereda, impian-impian tersebut bisa terwujud, mohon doanya ya manteman.

6.  Tak Bisa Tanpa Kopi

Bukannya saya ngga bisa berfungsi kalo ngga ngopi dalam sehari aja sih. Malah sebenarnya, minum kopi atau ngga itu ngga selalu ada pengaruhnya buat saya. Saya tetap bisa ngalong tanpa kopi, dan saya tetep bisa ngantuk meski baru aja ngopi, wkwkw. Kopi itu bukan kebutuhan, tapi keinginan. Karena ya saya pure menikmati rasa dari kopi itu sendiri, terutama segala jenis latte dan es kopi susu. Jadi, kalo ada yang kepengen nraktir saya, dikasih segelas es kopi keluarga Family Mart atau es kopi kenangan mantan pasti udah girang banget. 

7. Just a Sensitive, Warm, but sometimes a little bit too intense girl.

Kalo ada satu kata sifat yang harus saya sebut untuk menggambarkan diri saya adalah baper alias sensitif. Untuk hal yang sepele aja kadang saya bisa sedih dan nangis, dan biasanya sih yang bikin nangis kalo ada kaitannya dengan perasaan seperti diabaikan atau dilupain. Pernah suatu ketika, saya datang ke acara di kampus. Kemudian, teman-teman satu acara menitipkan tas mereka karena mereka mau wudhu untuk sholat Dhuhur. Lalu, ketika mereka sudah selesai wudhu dan mau ke tempat acara, mereka langsung ninggalin saya gitu aja setelah nitip tas mereka tanpa ngajak saya untuk barengan sama mereka. Wah di situ saya menangis sodara-sodara wkwkw. Cengeng yah. Saya juga ngga ngerti kenapa saya bisa ngerasain kayak gitu ya. Hal ini nggak cuma sekali itu aja, beberapa kali pernah terjadi, bahkan hingga saya udah menginjak usia kepala tiga ini. Saya masih belum ketemu jawabannya, kenapa saya bisa punya titik lemah itu ya? Apakah pernah ada luka batin di masa kecil yang saya rasakan? Bisa jadi. Dan karena sensitif baperan itu, kadang saya bisa jadi agak sedikit intense perasaannya. Hal-hal sepele, bisa jadi rumit buat saya. Makanya saya menyebut diri saya juga sebagai cewek yang intense, terutama perasaannya.

Meski begitu, saya bisa bilang, saya cukup hangat, terbuka, dan ramah sama siapa aja. Meski ada kalanya ya, saya lebih memilih diam daripada ngobrol-ngobrol sama orang di dekat saya. Tapi, kalo kamu baru mengenal saya dan suasananya enak, saya bisa membuat kita seolah seperti sudah temenan lama, padahal baru aja kenal hari itu juga. Udah ada kasusnya, seorang reporter yang datang ke acara kantor saya, dikira teman baik saya, padahal saya juga baru kenal hari itu wkwkw. 


Sekian cerita saya malam ini, semoga ada hal-hal yang bisa relate dengan manteman. Siapa tahu abis ini kita bisa menjalin tali silaturahmi juga. Saya kalem dan hangat kok orangnya hihi. Yuk, manteman juga boleh gantian cerita 7 hal tentang diri manteman di kolom komentar. 

No comments:

Post a Comment